Kamis, 22 Maret 2012

Pengembangan Tujuan Pembelajaran


Makalah Individu
Pengembangan Tujuan Pembelajaran
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
ZULKARNAIN
Nim. 380927832
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah, Pada Mata Kuliah Perkembangan Kurikulum MI di Semester V Jurusan PGMI.

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2011



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah
Dengan memanjatkan Puji serta Syukur Kehadirat Allah SWT, kami bersyukur atas segala Nikmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat dari berbagai sumber, makalah ini merupakan salah satu tugas semester yang diberikan Ibu dosen kepada kami, untuk memenuhi tugas makalah kelompok pada mata kuliah Perkembangan Kurikulum MI di semester V jurusan PGMI.
Kami tahu bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritiknya dari Ibu dosen, agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dari pada yang diperbuat sekarang.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah  ini. Besar harapan kami mudah – mudahan makalah ini bisa bermanfaat terkhusus untuk kami pemakalah dan untuk pembaca yang lainnya.


Medan, 14 September 2011
Penulis.

Zulkarnain



i
 

 

DAFTAR  ISI

Kata Pengantar........................................................................................................   i
Daftar isi................................................................................................................   ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1

BAB II
: PEMBAHASAN
A.    Hakikat Pembelajaran................................................................................... 2
1)      Pengertian Pembelajaran....................................................................... 2
B.     Tujuan Pembelajaran.................................................................................... 5
1)      Pengertian Tujuan pembelajaran............................................................ 5
2)      Tujuan Pendidikan Nasional................................................................. 5
3)      Taksonomi Tujuan pembelajaran........................................................... 6
C.     Komponen – Komponen Sistem Pembelajaran............................................. 7
D.    Manfaat Pentingnya Tujuan Pembelajaran.................................................... 8
E.     Contoh Merumuskan Suatu  Tujuan Pembelajran......................................... 9

BAB III : PENUTUP
·         Kesimpulan.................................................................................................. 10
Daftar Pustaka.................................................................................................... 11






BAB I
Pendahuluan

Desain pembelajaran adalah suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah, dimana langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar (Seels & Richey, AECT 1994). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Morisson, Ross & Kemp (2007) yang mendefinisikan desain pembelajaran sebagai suatu proses desain yang sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen.
            Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa. Selain itu, tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    HAKIKAT PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.[1]
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruangan saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membeljarkan peserta didik. Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya berlandaskan pada  teori tertentu.
a.       Mengajar adalah Upaya Menyampaikan Pengetahuan Kepada Peserta Didik/Siswa di Sekolah
Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori pendidikan yang mementingkan mata ajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Dalam rumusan tersebut terkandung konsep-konsep sebagai berikut:
1)      Pembelajaran merupakan persiapan dimasa depan
Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang dianggap paling      mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Itu sebabnya, orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan apa peserta didik. Sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam masyarakat yang akan datang.
2)      Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan
Penyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Umumnya guru menggunakan metode “formal step” dari J.Herbart berdasarkan asas asosiasi dan reproduksi atas tanggapan/kesan.
3)      Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan
Pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai pengetahuan, maka dia dapat berkuasa : “Knowledge is power”. Pengetahuan bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan di sekolah. Para pakar yang mendukung teori ini berpendapat, bahwa mata ajaran berasal dari pengalaman-pengalaman orang tua, masa lampau yang berlangsung sepanjang kehidupan manusia.
4)      Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa
Peranan guru sangat dominan. Dia menentukan segala hal yang dianggap tepat untuk disajikan kepada para  siswanya. Guru dipandang sebagai orang yang serba mengetahui, berarti guru adalah yang paling pandai. Dia mempersiapkan tugas-tugas, memberikan latihan-latihan dan menentukan peraturan dan kemajuan tiap siswa.
5)      Siswa selalu bersikap dan bertindak pasif
Siswa dianggap sebagai tong kosong, belum mengatahui apa-apa. Dia hanya menerima apa yang diberikan oleh gurunya. Siswa bersikap sebagai pendengar, pengikut, pelaksana tugas.
6)      Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas
Pembelajaran dilaksanakan dalam batas-batas ruangan kelas saja, sedangkan pembelajaran di luar kelas tak pernah dilakukan.

b.      Mengajar adalah Mewariskan Kebudayaan Kepada Generasi Muda Melalui Lembaga Pendidikan Sekolah
1)      Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya
Peserta didik  hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya. Manusia berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut.
2)      Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan
Para siswa dipandang ssebagai keturunan orang tua dan orang tua adalah keturunan neneknya dan seterusnya, demikian terjadi proses turun-temurun. Dengan sendirinya apa yang dimiliki oleh nenek moyang pada masa lampau itu harus diwariskan kepada turunan berikutnya
3)      Bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan
Yang termasuk kebuayaan adalah kebiasaan orang berfikir dan berbuat seperti : kehidupan keluarga, cara menyediakan makan, bahasa, pemerintahan, ukuran moral, kepercayaan keagamaan dan bentuk-bentuk ekpresi seni.
4)      Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan
Generasi muda berfungsi sebagai ngenerasi penerus. Mereka perlu dipersiapkan sedemikian rupa agar benar-benar siap melanjutkan hasil kerja yang telah dicapai oleh generasi yang ada sekarang. Kebudayaan yang diwariskan kepada mereka harus dikuasai dan dikembangkan, sehingga mereka menjadi warga masyarakat yang lebih berbudaya.
c.       Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasi Lingkungan untuk Menciptakan Kondisi Belajar bagi Peserta Didik
1)      Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik
2)      Kegiatan pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan
3)      Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup
d.      Pembelajaran adalah Upaya mempersiapkan Peserta Didik untuk Menjadi Warga Masyarakat yang Baik
1)      Tujuan pembelajaran
2)      Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja
3)      Peserta didik/ siswa sebagai calon warga negara yang memiliki potensi untuk bekerja
4)      Guru sebagai pemimpin dan pembimbing bengkel kerja
e.       Pembelajaran adalah Suatu Proses Membantu Siswa Menghadapi Kehidupan Masyarakat Sehari-hari
1)      Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat
2)      Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat
3)      Siswa belajar secara aktif dan Guru juga bertugas sebagai komunikator
B.     TUJUAN PEMBELAJARAN

a)      Pengertian Tujuan Pembelajaran     
Tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan diapresiasi. Tujuan ( goals ) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.      Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam situasi bermain peran;
2.      Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;
3.      Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasi pembelajaran, dan juga menjadi landasan untuk menentukan  isi pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan isi dan metode itu selanjutnya ditentukan kendisi-kondisi kegiatan pembelajaran yang terkait dengan tujuan tingkah laku tersebut, tujuan merupakan tolak ukur terhadap keberhasilan pembelajaran. Karena itu perlu disusun suatu deskripsi tentang cara mengukur tingkah laku.[2]
b)      Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak dicapai dalam system pendidikan nasional. Tujuan pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan pembangunan tuntutan masyarakat dan dalam dunia kerja
Dan salah satu tujuan pendidikan nasional terdapat dalam UU RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada bab II pasal 3 yang berbunyi:
a.       Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan anak bangsa
b.      Bertujuan untuk berkembangkannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab[3]
c)       Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.[4]
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
  1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
  2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
  3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
C.    KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PEMBELAJARAN
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian. Kita akan sulit melihat bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, oleh karena perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab itu, terjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri atau para ahli psikologi menamakannya sebagai kotak hitam ( black box )
Walaupun kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri setiap orang, akan tetapi sebenarnya kita dapat menentukan apakah seseorang telah belajar atau belum,  yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses belajar berlangsung. Sebagai suatu sistem kita perlu menganalisis berbagai komponen yang membentuk sistem proses pembelajaran. Suatu sistem, proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media, dan evaluasi.
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa? Apa yang harus dimiliki oleh siswa? Semuanya  tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama. Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Dalam kurikulum yang demikian tujuan yang diharapkan dapat dicapai adalah sejumlah kompetensi yang tergambar baik dalam kompetensi dasar maupun dalam standar kompetensi.
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Dalam kondisi semacam ini, guru perlu memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar.
Strategi atau metode adalah komponen yang juga memiliki fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karna itu, setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Alat dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu akan tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Oleh karena itu peran sebagai pengelola  sumber belajar. Melalui penggunaan berbagai sumber itu diharapkan kualitas pembelajaran akan semakin meningkat. Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran. Kelima komponen pokok dalam proses pembelajaran di atas, akan dapat membantu kita dalam memprediksi keberhasilan proses pembelajaran
D.    Manfaat Pentingnya Tujuan Pembelajaran
Salah satu kunci keberhasilan dalam belajar adalah adanya tujuan yang jelas.  Tujuan biasanya menentukan hasil yang akan Anda capai.  Rasulullah s.a.w. pernah bersabda bahwa setiap amal perbuatan itu tergantung pada niat/tujuannya dan bahwa hasil yang akan diperoleh orang yang bekerja tersebut akan sesuai dengan niat/tujuan yang ingin dicapainya.
Tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan. Artinya, tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Kalau diibaratkan, tujuan pembelajaran adalah jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus dicapai.
Tujuan jangka pendek adalah sesuatu yang ingin Anda capai segera.  Contoh tujuan belajar jangka pendek adalah menyelesaikan pekerjaan rumah Anda dan berhasil baik dalam ujian esok hari.  Tujuan jangka panjang adalah sesuatu yang akan ingin Anda capai di suatu saat nanti.  Contoh tujuan jangka panjang adalah menulis makalah atau lulus dalam matakuliah.




E.     Contoh Merumuskan Suatu Tujuan Pembelajaran
Berikut disajikan contoh merumuskan suatu tujuan pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar (Heriawan:2005).
Mata Pelajaran                                    : Ilmu Sosial
Kelas/semester                                    : IV/1
Kompetensi dasar                               : Memahami cirri-ciri geografis Indonesia
Materi Pokok                                      : kenampakan Alam Indonesia
Indikator pencapaian hasil belajar       :
1.      Menemukan pada peta letak nama laut dan samudra yang mengelilingi Indonesia
2.      Mengidentifikasi pulau-pulau besar dan kecil di Indonesia
3.      Menemukan pada peta letak dan nama cagar alam, sungai, gunung, danau, selat, teluk dan tanjung di Indonesia.
Kemudian indicator-indikator dirinci kembali menjadi TIK-TIK yang dapat dijadikan patokan untuk melaksanakan program pembelajaran. Contoh TIK yang dapat dibuat berdasarkan tiga indicator di atas, yaitu:
Siswa kelas VI dapat :
1.      Menyebutkan  minimal 5 nama pulau di Indonesia
2.      Menyebutkan 2 samudra di Indonesia
3.      Menujukkan pada peta letak 5 pulau besar
4.      Menunjukkan pada peta laut yang mengelilingi Indonesia
5.      Menunjukkan pada peta samudra yang mengelilingi Indonesia
6.      Meyebutkan  minimal 3 nama sungai-sungai yang ada di propinsi Aceh
7.      Meyebutkan nama sgunung-gunung yang ada di propinsi Aceh
8.      Dan seterusnya.




BAB III
PENUTUP

*      KESIMPULAN
Perumusan tujuan dalam desain pembelajaran merupakan perumusan yang jelas dimana memuat pernyataan tentang kemampuan dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti suatu program pengajaran tertentu untuk satu topik atau subtopik tertentu.
Dalam merumuskan tujuan, harus menetapkan jenis hasil belajar yang dapat dibedakan menjadi tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam merumuskan tujuan khusus hendaknya harus mencakup unsur-unsur/komponen yang dikenal dengan singkatan ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree).



DAFTAR PUSTAKA


·         Dr. Halimah, M.Pd, Telaah Kurikulum, Medan: Perdana Publishing, 2010
·         Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
·         Prof. Dr. Hana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997
·         Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002
·         Syarif, Hamid. Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah, Bandung: Citra Umbara. 1994
·         http:// www .id.wikipedia.org





[1] Dr. Oemar Hamalik, “kurikulum dan pembelajaran”(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 57
[2] Dr. Oemar Hamalik, “kurikulum dan pembelajaran”(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 76-77
[3] Dr. Halimah, M.pd “telaah kurikulum”(Medan: Perdana Publishing, 2010), h. 12-13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar