Makalah Individu
Pengembangan
Tujuan Pembelajaran
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
ZULKARNAIN
Nim. 380927832
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah, Pada Mata Kuliah Perkembangan
Kurikulum MI di Semester V Jurusan PGMI.
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2011
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
Dengan
memanjatkan Puji serta Syukur Kehadirat Allah SWT, kami bersyukur atas segala
Nikmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini dibuat dari berbagai sumber, makalah ini merupakan salah satu tugas
semester yang diberikan Ibu dosen kepada kami, untuk memenuhi tugas makalah
kelompok pada mata kuliah Perkembangan Kurikulum MI di semester V jurusan PGMI.
Kami
tahu bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan saran dan kritiknya dari Ibu dosen, agar kedepannya kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi dari pada yang diperbuat sekarang.
Tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah membimbing kami
dalam pembuatan makalah ini. Besar harapan kami mudah – mudahan makalah ini bisa
bermanfaat terkhusus untuk kami pemakalah dan untuk pembaca yang lainnya.
Medan,
14 September 2011
Penulis.
Zulkarnain
|
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar isi................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................
1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Hakikat Pembelajaran...................................................................................
2
1) Pengertian Pembelajaran.......................................................................
2
B. Tujuan Pembelajaran....................................................................................
5
1) Pengertian Tujuan pembelajaran............................................................
5
2) Tujuan Pendidikan Nasional.................................................................
5
3) Taksonomi Tujuan pembelajaran...........................................................
6
C. Komponen – Komponen Sistem Pembelajaran............................................. 7
D. Manfaat Pentingnya Tujuan Pembelajaran.................................................... 8
E. Contoh Merumuskan Suatu Tujuan Pembelajran......................................... 9
BAB III : PENUTUP
·
Kesimpulan..................................................................................................
10
Daftar
Pustaka....................................................................................................
11
BAB I
Pendahuluan
Desain
pembelajaran adalah suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah, dimana
langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri dari analisis, merancang,
mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar (Seels & Richey, AECT
1994). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Morisson, Ross & Kemp (2007) yang
mendefinisikan desain pembelajaran sebagai suatu proses desain yang sistematis
untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta membuat
kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui
mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis,
penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen.
Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam
menentukan materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan
sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat
keberhasilan belajar siswa. Selain itu, tujuan pembelajaran juga dapat
digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas
pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai
mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan
tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya
serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT
PEMBELAJARAN
1. Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa,
guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi
buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video
tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan
audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.[1]
Rumusan
tersebut tidak terbatas dalam ruangan saja. Sistem pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena
diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling
berkaitan, untuk membeljarkan peserta didik. Berbagai rumusan yang ada pada
dasarnya berlandaskan pada teori
tertentu.
a. Mengajar
adalah Upaya Menyampaikan Pengetahuan Kepada Peserta Didik/Siswa di Sekolah
Rumusan ini sesuai
dengan pendapat dalam teori pendidikan yang mementingkan mata ajaran yang harus
dipelajari oleh peserta didik.
Dalam rumusan tersebut
terkandung konsep-konsep sebagai berikut:
1) Pembelajaran
merupakan persiapan dimasa depan
Masa
depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang dianggap
paling mengetahui apa dan bagaimana
kehidupan itu. Itu sebabnya, orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan
apa peserta didik. Sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup
dalam masyarakat yang akan datang.
2) Pembelajaran
merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan
Penyampaian
pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara
menuangkan pengetahuan kepada siswa. Umumnya guru menggunakan metode “formal
step” dari J.Herbart berdasarkan asas asosiasi dan reproduksi atas
tanggapan/kesan.
3) Tinjauan
utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan
Pengetahuan
sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai pengetahuan, maka dia dapat
berkuasa : “Knowledge is power”. Pengetahuan bersumber dari perangkat mata
ajaran yang disampaikan di sekolah. Para pakar yang mendukung teori ini
berpendapat, bahwa mata ajaran berasal dari pengalaman-pengalaman orang tua,
masa lampau yang berlangsung sepanjang kehidupan manusia.
4) Guru
dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa
Peranan
guru sangat dominan. Dia menentukan segala hal yang dianggap tepat untuk
disajikan kepada para siswanya. Guru
dipandang sebagai orang yang serba mengetahui, berarti guru adalah yang paling
pandai. Dia mempersiapkan tugas-tugas, memberikan latihan-latihan dan
menentukan peraturan dan kemajuan tiap siswa.
5) Siswa
selalu bersikap dan bertindak pasif
Siswa
dianggap sebagai tong kosong, belum mengatahui apa-apa. Dia hanya menerima apa
yang diberikan oleh gurunya. Siswa bersikap sebagai pendengar, pengikut,
pelaksana tugas.
6) Kegiatan
pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas
Pembelajaran
dilaksanakan dalam batas-batas ruangan kelas saja, sedangkan pembelajaran di
luar kelas tak pernah dilakukan.
b. Mengajar
adalah Mewariskan Kebudayaan Kepada Generasi Muda Melalui Lembaga Pendidikan
Sekolah
1) Pembelajaran
bertujuan membentuk manusia berbudaya
Peserta didik hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya.
Manusia berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut.
2) Pembelajaran
berarti suatu proses pewarisan
Para siswa dipandang
ssebagai keturunan orang tua dan orang tua adalah keturunan neneknya dan
seterusnya, demikian terjadi proses turun-temurun. Dengan sendirinya apa yang
dimiliki oleh nenek moyang pada masa lampau itu harus diwariskan kepada turunan
berikutnya
3) Bahan
pembelajaran bersumber dari kebudayaan
Yang termasuk kebuayaan
adalah kebiasaan orang berfikir dan berbuat seperti : kehidupan keluarga, cara
menyediakan makan, bahasa, pemerintahan, ukuran moral, kepercayaan keagamaan
dan bentuk-bentuk ekpresi seni.
4) Siswa
sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan
Generasi muda berfungsi
sebagai ngenerasi penerus. Mereka perlu dipersiapkan sedemikian rupa agar
benar-benar siap melanjutkan hasil kerja yang telah dicapai oleh generasi yang
ada sekarang. Kebudayaan yang diwariskan kepada mereka harus dikuasai dan
dikembangkan, sehingga mereka menjadi warga masyarakat yang lebih berbudaya.
c. Pembelajaran
adalah Upaya Mengorganisasi Lingkungan untuk Menciptakan Kondisi Belajar bagi
Peserta Didik
1) Pendidikan
bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik
2) Kegiatan
pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan
3) Peserta
didik sebagai suatu organisme yang hidup
d. Pembelajaran
adalah Upaya mempersiapkan Peserta Didik untuk Menjadi Warga Masyarakat yang
Baik
1) Tujuan
pembelajaran
2) Pembelajaran
berlangsung dalam suasana kerja
3) Peserta
didik/ siswa sebagai calon warga negara yang memiliki potensi untuk bekerja
4) Guru
sebagai pemimpin dan pembimbing bengkel kerja
e. Pembelajaran
adalah Suatu Proses Membantu Siswa Menghadapi Kehidupan Masyarakat Sehari-hari
1) Tujuan
pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat
2) Kegiatan
pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat
3) Siswa
belajar secara aktif dan Guru juga bertugas sebagai komunikator
B. TUJUAN
PEMBELAJARAN
a) Pengertian
Tujuan Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri.
Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan
dan diapresiasi. Tujuan ( goals ) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil
pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Tujuan
itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam situasi
bermain peran;
2. Tujuan
mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;
3. Tujuan
menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau
jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga
gunung utama.
Tujuan
merupakan dasar untuk mengukur hasi pembelajaran, dan juga menjadi landasan
untuk menentukan isi pelajaran dan
metode mengajar. Berdasarkan isi dan metode itu selanjutnya ditentukan
kendisi-kondisi kegiatan pembelajaran yang terkait dengan tujuan tingkah laku
tersebut, tujuan merupakan tolak ukur terhadap keberhasilan pembelajaran.
Karena itu perlu disusun suatu deskripsi tentang cara mengukur tingkah laku.[2]
b)
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional
adalah tujuan yang hendak dicapai dalam system pendidikan nasional. Tujuan
pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan
pembangunan tuntutan masyarakat dan dalam dunia kerja
Dan salah satu tujuan pendidikan nasional terdapat dalam UU RI No.20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada bab II pasal 3 yang
berbunyi:
a.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan anak bangsa
b.
Bertujuan untuk berkembangkannya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab[3]
c) Taksonomi
Tujuan Pembelajaran
Taksonomi Bloom
merujuk pada taksonomi
yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin
S. Bloom pada tahun 1956.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,
kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang
lebih rinci berdasarkan hirarkinya.[4]
Tujuan pendidikan dibagi ke
dalam tiga domain, yaitu:
- Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
- Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
- Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa
istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain
tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan
karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan
pengamalan.
Dari setiap
ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang
berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana
sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah,
seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada
di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan
pertama.
C. KOMPONEN-KOMPONEN
SISTEM PEMBELAJARAN
Belajar
adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian. Kita akan sulit melihat
bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, oleh
karena perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab itu,
terjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri atau para ahli
psikologi menamakannya sebagai kotak hitam ( black box )
Walaupun
kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
setiap orang, akan tetapi sebenarnya kita dapat menentukan apakah seseorang
telah belajar atau belum, yaitu dengan
membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses belajar berlangsung. Sebagai
suatu sistem kita perlu menganalisis berbagai komponen yang membentuk sistem
proses pembelajaran. Suatu sistem, proses pembelajaran terdiri dari beberapa
komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi.
Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau
strategi pembelajaran, media, dan evaluasi.
Tujuan
merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa
kemana siswa? Apa yang harus dimiliki oleh siswa? Semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama. Sesuai dengan
standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah
kurikulum berbasis kompetensi. Dalam kurikulum yang demikian tujuan yang diharapkan
dapat dicapai adalah sejumlah kompetensi yang tergambar baik dalam kompetensi
dasar maupun dalam standar kompetensi.
Isi
atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam
konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran.
Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses
penyampaian materi. Dalam kondisi semacam ini, guru perlu memahami secara
detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, sebab peran dan tugas guru
adalah sebagai sumber belajar.
Strategi
atau metode adalah komponen yang juga memiliki fungsi yang sangat menentukan.
Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini.
Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan
melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan
memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karna itu, setiap guru
perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Alat
dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu akan tetapi memiliki peran
yang tidak kalah pentingnya. Oleh karena itu peran sebagai pengelola sumber belajar. Melalui penggunaan berbagai
sumber itu diharapkan kualitas pembelajaran akan semakin meningkat. Evaluasi
merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan
saja berfungsi untuk sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam
pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam
pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran. Kelima komponen pokok dalam
proses pembelajaran di atas, akan dapat membantu kita dalam memprediksi
keberhasilan proses pembelajaran
D.
Manfaat Pentingnya Tujuan Pembelajaran
Salah satu kunci keberhasilan dalam belajar adalah
adanya tujuan yang jelas. Tujuan biasanya menentukan hasil yang akan Anda
capai. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda bahwa setiap amal perbuatan itu
tergantung pada niat/tujuannya dan bahwa hasil yang akan diperoleh orang yang
bekerja tersebut akan sesuai dengan niat/tujuan yang ingin dicapainya.
Tujuan merupakan
persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan. Artinya, tujuan
penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai
arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini
memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Kalau
diibaratkan, tujuan pembelajaran adalah jantungnya, dan suatu proses
pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus dicapai.
Tujuan jangka pendek adalah
sesuatu yang ingin Anda capai segera. Contoh tujuan belajar jangka pendek
adalah menyelesaikan pekerjaan rumah Anda dan berhasil baik dalam ujian esok
hari. Tujuan jangka panjang adalah sesuatu yang akan ingin Anda
capai di suatu saat nanti. Contoh tujuan jangka panjang adalah menulis
makalah atau lulus dalam matakuliah.
E. Contoh Merumuskan Suatu
Tujuan Pembelajaran
Berikut disajikan contoh merumuskan
suatu tujuan pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar (Heriawan:2005).
Mata
Pelajaran
: Ilmu Sosial
Kelas/semester
: IV/1
Kompetensi
dasar
: Memahami cirri-ciri geografis Indonesia
Materi
Pokok
: kenampakan Alam Indonesia
Indikator pencapaian hasil
belajar :
1.
Menemukan pada peta letak nama laut dan samudra yang
mengelilingi Indonesia
2.
Mengidentifikasi pulau-pulau besar dan kecil di
Indonesia
3.
Menemukan pada peta letak dan nama cagar alam, sungai,
gunung, danau, selat, teluk dan tanjung di Indonesia.
Kemudian indicator-indikator dirinci
kembali menjadi TIK-TIK yang dapat dijadikan patokan untuk melaksanakan program
pembelajaran. Contoh TIK yang dapat dibuat berdasarkan tiga indicator di atas,
yaitu:
Siswa kelas VI dapat :
1.
Menyebutkan minimal 5 nama pulau di Indonesia
2.
Menyebutkan 2 samudra di Indonesia
3.
Menujukkan pada peta letak 5 pulau besar
4.
Menunjukkan pada peta laut yang mengelilingi Indonesia
5.
Menunjukkan pada peta samudra yang mengelilingi
Indonesia
6.
Meyebutkan minimal 3 nama sungai-sungai yang ada
di propinsi Aceh
7.
Meyebutkan nama sgunung-gunung yang ada di propinsi
Aceh
8.
Dan seterusnya.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perumusan tujuan dalam desain
pembelajaran merupakan perumusan yang jelas dimana memuat pernyataan tentang
kemampuan dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti suatu program
pengajaran tertentu untuk satu topik atau subtopik tertentu.
Dalam
merumuskan tujuan, harus menetapkan jenis hasil belajar yang dapat dibedakan
menjadi tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam
merumuskan tujuan khusus hendaknya harus mencakup unsur-unsur/komponen yang
dikenal dengan singkatan ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree).
DAFTAR PUSTAKA
·
Dr. Halimah, M.Pd, Telaah
Kurikulum, Medan: Perdana Publishing, 2010
·
Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum
dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
·
Prof. Dr. Hana Syaodih
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum,
Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997
·
Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di
Sekolah, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002
·
Syarif, Hamid. Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah,
Bandung: Citra Umbara. 1994
·
http:// www .id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar